Selasa, 21 Juli 2015

Schweinsteiger, Schneiderlin, dan Sir Alex Ferguson yang Jarang Memperbaiki Lini Tengah

Senin, 13 Juli 2015. Di tengah hiruk pikuk berita dan rumor transfer pemain, semua mata tiba-tiba langsung tertuju kepada raksasa Inggris, Manchester United. Pada hari itu, The Red Devils merampungkan dua pembelian pemain yang keduanya merupakan gelandang. Bintang timnas Jerman Bastian Schweinsteiger, dan gelandang jangkar timnas Prancis, Morgan Schneiderlin secara resmi diperkenalkan sebagai pemain United, yang memboyongnya dari Bayern Munich dan Southampton. Mereka datang setelah United merekrut Memphis Depay dari PSV Eindhoven dan Matteo Darmian, pemain asal Torino.
Schweinsteiger berhasil ditebus dengan harga 14,4 juta Poundsterling, sementara Schneiderlin didapatkan setelah United membayar 24 juta Pounds, dan akan meningkat menjadi 27 juta Pounds (ditambah dengan add-ons pada kesepakatannya).

Morgan Schneiderlin dan Bastian Schweinsteiger saat diperkenalkan sebagai pemain Manchester United

Schweinsteiger merupakan ikon raksasa Jerman dari Bavaria, Bayern Munich. Selama 17 tahun dirinya mengabdi bersama Die Roten, dari pemain akademi hingga menjadi key-player di skuad utama. Schweini telah memenangi berbagai macam trofi bersama Bayern. Ia sudah meraih gelar juara kasta liga tertinggi di Jerman, Bundesliga selama delapan kali. Selain itu, Schweini telah mengangkat trofi DFB Pokal sebanyak tujuh kali, dan sekali merengkuh piala ajang paling bergengsi di Eropa, Champions League. Di timnas Jerman, gelandang yang lahir pada 1 Agustus 1984 ini menjadi motor lini tengah Der Panzer dan telah membawa negaranya menjadi juara dunia pada gelaran Piala Dunia 2014 di Brazil.
Schweini terkenal sebagai gelandang yang memiliki mobilitas yang tinggi, dibarengi dengan tenaga kuda dan energi yang seakan tak pernah habis. Selain itu, Fußballgott -julukan Schweini- juga terkenal dengan kemampuan passing yang baik, dapat membaca permainan dan mengatur tempo, serta mempunyai kemampuan mencetak gol dengan shooting jarak jauh yang keras dan positioning yang bagus. Schweini memiliki kemampuan yang sangat lengkap sebagai midfielder kelas dunia. Ia dianggap sebagai salah satu gelandang Jerman terbaik sepanjang masa.
Schweinsteiger telah merasakan kesuksesan menjadi juara dunia bersama Timnas Jerman

Sementara itu, Schneiderlin telah menjadi andalan utama Southampton sejak tahun 2008, saat ia masih berumur 18 tahun. Bersama The Saints, ia memulai karier di Inggris dari kasta Championship Division, dan bahkan semusim kemudian terdegradasi ke League One. Namun, dirinya bersama punggawa-punggawa Soton lainnya bahu-membahu mengangkat klub rival abadi Portsmouth itu, dan berhasil promosi ke Premier League musim 2012/2013. Di EPL, Schneiderlin menjadi salah satu andalan utama Soton dalam mengarungi kerasnya liga, dan membuat Soton menjadi salah satu tim kuda hitam dan sering menyulitkan tim-tim besar.
Schneiderlin merupakan gelandang jangkar yang memiliki kemampuan bertahan yang baik, seperti tackle, intercept, dan kemampuan membaca permainan lawan. Dirinya sangat mumpuni dalam berduel dengan gelandang dan striker lawan yang mencoba menyerang. Schneiderlin dipercaya dapat menjadi pengganti Michael Carrick yang mulai menua dan kerap diterjang masalah cedera.
Scheniderlin setelah mencetak gol saat menjamu United, musim 2012-2013

Kedatangan Schweinsteiger dan Schneiderlin memperkuat sektor gelandang tengah United, yang telah memiliki Michael Carrick, Marouane Fellaini, Ander Herrera, dan Daley Blind yang sering dimainkan di tengah. Louis van Gaal benar-benar serius ingin menambal lini tengah The Red Devils, yang akan bermain di banyak kompetisi di musim 2015/2016 dan sang meneer juga menargetkan untuk memenangi trofi bersama United.
Ander Herrera akan berusaha mempertahankan posisinya sebagai gelandang utama United

Berbicara tentang pembenahan sektor gelandang United, Van Gaal memang telah berusaha melakukannya. Musim 2014/2015 lalu saja, manajer yang terkenal dengan filosofinya ini sudah menambahkan Herrera dan Blind untuk mengisi slot gelandang tengah tim tersukses di liga Inggris tersebut. Melihat apa yang dilakukan Van Gaal dalam memperbaiki lini tengah United, saya langsung mengingat-ingat apa yang dilakukan Sir Alex Ferguson sejak musim 2007/2008 hingga pensiun musim 2012/2013. Ya, sadar atau tidak, Fergie jarang memperbaiki lini tengah The Red Devils.
Sir Alex Ferguson yang telah memberikan banyak trofi untuk United

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Di musim 2006/2007, Ferguson merekrut gelandang Inggris Michael Carrick dari Tottenham Hotspur dengan harga 18,6 juta Pounds, dan diproyeksikan sebagai gelandang pengganti kapten Roy Keane yang memutuskan hijrah. Semusim kemudian, manager asal Skotlandia ini memboyong dua orang gelandang, yaitu Anderson dari FC Porto dan Owen Hargreaves dari Bayern Munich.
Anderson, salah satu pembelian Fergie musim 2007/2008

Namun setelah musim-musim berikutnya, entah apa yang dipikirkan Fergie, ia sangat jarang membeli gelandang baru untuk memperkuat lini tengah, dari tahun 2008 hingga pensiun pada 2013. Dari tahun ke tahun tersebut, United hanya mengandalkan nama-nama yang sudah ada seperti Paul Scholes, Darren Fletcher, Michael Carrick, dan Anderson. Fergie juga beberapa kali mempromosikan pemain muda United ke skuad utama seperti Darron Gibson, Tom Cleverley, dan lainnya. Bahkan, pemain-pemain yang memiliki posisi asli bukan gelandang seperti Phil Jones, Park Ji-Sung, Ryan Giggs, dan Wayne Rooney kerap dimainkan di lini tengah.
Rooney, Giggs, dan Park yang kerap dijadikan gelandang oleh Fergie

Dari tiga pembelian gelandang yang dilakukan Fergie pada musim 2006/07 dan 2007/08, mungkin hanya Carrick saja yang tergolong sukses dan konsisten menjadi pemain andalan hingga sekarang. Sementara Anderson, setiap musim pada awalnya selalu digadang-gadang akan menjadi pemain penting. Namun seiring berjalannya musim, Anderson tetaplah tampil mengecewakan dan ujung-ujungnya menjadi penghangat bangku cadangan. Pada akhirnya ia dilepas Van Gaal ke Internacional, klub Brazil yang merupakan kampung halamannya. Hargreaves memiliki nasib yang lebih sial. Ia memiliki masalah yang serius dengan cederanya yang parah sehingga dalam empat tahun kariernya di United, ia hanya diturunkan selama 27 kali. Di tahun 2011 dirinya dilepas secara gratis oleh United.
Owen Hargreaves yang sangat akrab dengan cedera

Di tengah permasalahan pada lini tengah United, pada akhir musim 2011/2012 Fergie justru melepas Paul Pogba, gelandang muda potensial United ke Juventus secara gratis, karena tidak memperpanjang kontraknya. Fergie menyatakan ia memiliki masalah dengan Pogba karena sikap dan perilakunya, sementara Pogba berkilah bahwa ia tidak diberikan kesempatan oleh Fergie.
Pada saat melawan Blackburn Rovers di EPL pada 31 Desember 2011, Pogba menyatakan siap diturunkan kepada Fergie, dimana saat itu United dilanda badai cedera. Di pertandingan tersebut, Fergie malah menurunkan duet Park Ji-Sung dan Rafael (seorang bek kanan) di lini tengah. Hasilnya, United menyerah 2-3 pada The Rovers di kandang sendiri, di hari ulang tahun Fergie yang ke-70. Di tengah musim, alih-alih memanfaatkan Pogba, Fergie malah memanggil kembali Paul Scholes dari masa pensiunnya. Pogba pun geram dan pada akhir musim memutuskan hijrah ke Italia. Disana, bersama Juventus ia langsung memenangi Serie-A selama tiga musim beruturt-turut.
Paul Pogba, memiliki masalah dengan Fergie dan akhirnya hijrah ke Juventus

Sebenarnya, pada musim 2012/2013 yang menjadi musim terakhir Fergie, United membeli dua gelandang, yaitu pemain muda Inggris dari Crewe Alexandra Nick Powell dan bintang Borussia Dortmund dan timnas Jepang Shinji Kagawa. Namun Powell hanya digunakan sebagai pelapis dan lebih sering dipinjamkan ke klub-klub lain.
Sementara Kagawa sempat digadang-gadang sebagai the missing piece dalam skuad Fergie. Dirinya merupakan gelandang serang dengan visi bermain dan teknik yang bagus. Tetapi ia ditakdirkan tidak pernah bahagia di United. Bersama Fergie dan David Moyes, Kagawa yang biasa bermain di belakang striker kerap diturunkan sebagai pemain sayap. Tentu sang pemain asal Jepang tersebut tidak cocok dengan posisi barunya dan ia pun gagal mengeluarkan potensi terbaiknya untuk United. Pada akhirnya Kagawa hanya bertahan dua musim bersama United, dan dirinya memutuskan kembali ke Borussia Dortmund di awal musim 2014/2015.
Shinji Kagawa gagal mengeluarkan potensi terbaiknya bersama United

Ajaibnya, dari enam musim terakhirnya bersama United, Fergie berhasil merengkuh gelar juara EPL sebanyak empat kali, dengan stok gelandang yang "ala kadarnya". Namun, lini tengah United-pun menjadi bom waktu bagi penerusnya. Fergie mewariskan gelandang-gelandang "seadanya" kepada David Moyes, pengganti pertamanya pada musim 2013/2014.
Manajer yang direkrut dari Everton ini mungkin ingin memperbaiki lini tengah United, apalagi Paul Scholes telah pensiun. Namun, di sisi lain ia gagal di bursa transfer dengan hanya memboyong anak asuhnya di The Toffees Marouane Fellaini. Fellaini dan Moyes pun terseok-seok di United. Moyes akhirnya memboyong gelandang serang Chelsea, Juan Mata pada bursa transfer musim dingin. Tetapi pembelian Mata tersebut tidak serta merta menyelamatkan Moyes yang akhirnya dipecat oleh United sebelum musim 2013/14 berakhir. Pada musim itu, United memiliki Fellaini, Carrick, Fletcher, Kagawa, Cleverley, dan Anderson di lini tengah, serta gelandang "dadakan" Giggs dan Rooney.
David Moyes yang mendatangkan awan kelabu di United

Untungnya, permasalahan lini tengah United telah tercium oleh Louis Van Gaal. Sebagian gelandang-gelandang yang saat itu dimiliki The Red Devils dinilai olehnya tidak dapat djadikan andalan untuk bersaing lagi dengan tim-tim besar, dan tidak cocok dengan filosofinya. Cleverley, Anderson, Fletcher, dan Kagawa segera ditendang oleh mantan manajer klub Ajax, Barcelona, AZ Alkmaar dan Bayern Munich tersebut. Dengan nama besarnya sebagai manajer dan kemampuan melakukan transfer pemain yang baik, Van Gaal berhasil memboyong Herrera dan Blind di musim pertamanya, serta Schweinsteiger dan Schneiderlin pada musim keduanya. United juga masih memiliki playmaker kreatif Juan Mata yang memiliki kerjasama yang baik dengan Herrera, Fellaini yang tangguh dalam duel-duel bola atas, dan Carrick yang merupakan holding midfielder sekaligus deep-lying playmaker dan pengatur tempo permainan. Komposisi gelandang yang cukup lengkap.

Dari Cleverley ke Schweinsteiger



------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Kebiasaan Sir Alex Ferguson setiap musim yang jarang memperbaiki sektor gelandang Manchester United menjadi bom waktu, karena tidak akan ada satu orangpun yang mampu menjuarai EPL dengan pemain-pemain seperti Tom Cleverley dan Anderson di lini tengah selain Fergie. Oleh karena itu, segera bersyukurlah bahwa Louis Van Gaal telah mendepak keduanya, dan menggantikannya dengan Bastian Schweinsteiger, seorang juara dunia yang telah meraih banyak trofi, dan Morgan Schneiderlin, gelandang jangkar tangguh.
Apakah gebrakan tersebut dapat memberikan trofi untuk United, kita tunggu saja pada musim 2015/2016. Yang jelas, Van Gaal sedang berusaha memperbaiki sektor gelandang United, sesuatu yang jarang dilakukan Fergie. Lini tengah The Red Devils saat ini terlihat lebih "berkelas" di bawah asuhan Van Gaal, dibandingkan saat dilatih Fergie.

Louis Van Gaal yang berhasil reuni dengan Bastian Schweinsteiger di Manchester United



1 komentar:

  1. pasang judi bola dengan presentase kemenangan tertinggi
    Kebiasaan Sir Alex Ferguson setiap musim yang jarang memperbaiki sektor gelandang Manchester United menjadi bom waktu

    BalasHapus